
Dua Negara Besar ASEAN: Bagaimana Indonesia dan Vietnam Bersiap Hadapi Tantangan dan Peluang Bersama Menuju 2045
Indonesia dan Vietnam, dua kekuatan ekonomi utama ASEAN, terus menjadi sorotan global dalam beberapa tahun terakhir. Keduanya saling berikhtiar menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan investasi, namun juga menghadapi tantangan bersamaan dari volatilitas global.
Pertumbuhan Ekonomi dan Ambisi 2045
Indonesia melalui Presiden Prabowo Subianto menegaskan fokus pada peningkatan partisipasi sektor swasta, baik dalam negeri maupun internasional, dalam pengembangan infrastruktur. Langkah ini merupakan bagian dari visi besar “Golden Indonesia 2045” yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesempatan, dan meningkatkan daya saing di kancah global. Presiden Prabowo juga baru saja melakukan kunjungan kenegaraan ke Singapura pada 16 Juni 2025, membicarakan kerja sama di bidang ekonomi hijau, data center, pendidikan, dan penguatan sektor pertanian, sekaligus mendorong kolaborasi regional yang lebih dalam di ASEAN[5][3][1].
Di sisi lain, Vietnam terus menunjukkan pertumbuhan signifikan di sektor otomotif, dengan Honda Vietnam mencatat kenaikan penjualan motor sebesar 8,2% dan mobil sebesar 25,9% secara tahunan pada Mei 2025. Namun, industri ekspor beras Vietnam menghadapi tantangan serius akibat penurunan harga ekspor hingga hampir 19%, meski volume ekspor meningkat. Ini menunjukkan volatilitas pasar global yang juga berdampak pada stabilitas ekonomi lokal[3][1].
Reformasi Kebijakan dan Peningkatan Investasi
Indonesia memprioritaskan terobosan kebijakan untuk menarik investasi swasta di infrastruktur, sementara Vietnam menyesuaikan kebijakan pajak dan investasi. Salah satu langkah terbaru di Vietnam adalah pemotongan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi 8% untuk periode Juli 2025 hingga Desember 2026, dalam rangka menstimulasi konsumsi dan pertumbuhan ekonomi[3]. Provinsi Kien Giang di Vietnam juga membuka peluang investasi swasta untuk 40 proyek strategis dengan total modal lebih dari Rp135 triliun ($8,7 miliar), menunjukkan kesiapan Vietnam untuk mempercepat pembangunan ekonomi regional[3].
Tantangan Bersama dan Persaingan yang Sehat
Indonesia dan Vietnam sama-sama berupaya memperkuat institusi ekonomi mereka, beradaptasi dengan perubahan global, dan meningkatkan daya saing. ASEAN secara keseluruhan diperkirakan akan menjadi ekonomi terbesar keempat dunia dalam beberapa dekade mendatang, namun perlu integrasi regional yang lebih cepat serta kolaborasi yang lebih intens di antara negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia dan Vietnam[1][3][5].
Kedua negara juga menghadapi tantangan lingkungan, seperti mengurangi emisi di sektor transportasi. Vietnam berkomitmen mencapai nol emisi di jalan raya pada 2050, sejalan dengan tekanan global terhadap transisi energi bersih[2]. Indonesia, melalui kerja sama dan dialog di tingkat ASEAN, juga terus mendorong investasi di ekonomi hijau dan teknologi digital.
Kesimpulan
Indonesia dan Vietnam tetap unggul sebagai pemain utama di Asia Tenggara. Persaingan antara keduanya dalam menarik investasi, memperkuat infrastruktur, dan mempercepat transformasi ekonomi menjadi daya dorong utama bagi pertumbuhan ASEAN. Dengan kebijakan reformasi yang progresif dan kolaborasi regional yang kuat, kedua negara berpotensi besar mewujudkan visi pertumbuhan ekonomi mereka menuju 2045, sekaligus berkontribusi pada kemajuan ASEAN secara keseluruhan[1][5][3].
Tags:
Sources:
theinvestor.vn
asean.bernama.com
theinvestor.vn
www.einpresswire.com
www.einpresswire.com